#30HBC2014: Tips Memasak Rendah Lemak

Beberapa tahun terakhir, tren gaya hidup sehat di kalangan masyarakat--terutama bagi kaum muda--mulai meningkat. Maraknya kegiatan olahraga bersama seperti Roccaspace yang terbuka untuk umum dan rutin dilakukan di Gelora Bung Karno atau komunitas Yoga Gembira yang setiap hari Minggu mengadakan yoga untuk masyarakat di Taman Suropati. Ada juga masyarakat yang memilih untuk berolahraga di pusat kebugaran (fitness) dengan alat-alat di sana, seperti treadmill, sepeda statis, angkat beban, dan lain-lain.
sumber: Wikipedia
Selain kebiasaan berolahraga, kebiasaan mengonsumsi makanan sehat juga mulai meningkat. Terbukti dengan berbagai macam menu diet maupun cold-pressed juice--jus dalam kemasan yang tetap mempertahankan 100 persen nutrisi dari buah dan sayur--yang digemari meskipun harganya lebih mahal daripada jus biasa. Semua hal tersebut dilakukan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal, menjaga badan tetap sehat dan bugar, maupun menurunkan berat badan.

Beberapa tipe diet juga membuat orang jadi "takut" makan. Apalagi makan nasi, gorengan, dan lain-lain. Padahal mereka gak jahat, loh, asalkan dengan penyajian yang benar. Nah, kali ini, saya ingin membagikan tips memasak untuk menurunkan lemak. Materi ini saya dapatkan dari tim gizi RS St. Carolus dalam edukasi kesehatan yang dilakukan pada Senin, 13 Januari lalu.

Sebelum masuk ke cara memasak rendah lemak, saya sedikit membahas tentang lemak itu sendiri dulu ya. Lemak itu ada dua jenis: lemak baik (HDL) dan lemak jahat (LDL). Fungsi lemak itu adalah untuk membangun dinding sel, melindungi jaringan saraf, serta membuat hormon. Lemak juga dapat memberikan rasa gurih pada makanan.
sumber: food.detik.com
Fyi, lemak itu bisa berwujud macam-macam. Ada di minyak, santan, dan margarine. Nah, untuk itu, jumlah minyak yang disarankan untuk menggoreng adalah sebanyak 5 gram atau setara 1 sendok makan. Jadi, kebayang dong berapa kalori yang terdapat dalam satu potong gorengan? Yup, satu potong gorengan atau kerupuk itu setara dengan 2-3 porsi nasi putih! Ups, terus gimana dong caranya supaya makanan tetap enak tapi rendah lemak? Apa harus melulu direbus dan gak boleh digoreng sama sekali?

Sebenarnya, menggoreng itu boleh-boleh saja, asal dilakukan dengan teknik memasak yang benar. Minyak goreng itu biasanya diserap oleh makanan sekitar 8-25% dari total berat makanan. Maka, jika masih ingin menggunakan minyak untuk memasak, gunakan sedikit saja alias dengan teknik masak menumis. Jadi, kalau mau bikin tumis buncis, minyaknya sedikit saja dan digunakan untuk menumis bumbunya.

Selain itu, kamu perlu mengganti santan saat mengolah makanan. Santan termasuk kategori lemak jenuh dan bisa meningkatkan kadar trigliserida. Kamu bisa mengganti santan dengan susu kedelai atau santan encer. Jadi, mulai sekarang kalau kamu senang sayur lodeh, bisa tuh diganti santannya dengan susu kedelai.

Kamu juga harus memperbanyak rempah-rempah sebagai pengganti mentega dan garam. Rempah-rempah ini juga dapat membantu membakar lemak untuk mempercepat metabolisme.
sumber: lifestyle.kompas.com
Nah, tips selanjutnya adalah membuang lemak pada makanan tersebut sebelum diolah. Misalnya saat menggoreng ayam, kulitnya dibuang, atau membuang lemak pada daging sebelum dimasak. Saat memasak kaldu, coba masukan kaldu ke lemari es. Lalu keluarkan kaldunya dan buang lemak-lemak yang berada di permukaan. Bisa juga dengan menggunakan es batu saat memasak kaldu untuk mengikat lemak yang ada.

Intinya, kamu boleh memakan makanan yang digoreng. Asal, dalam satu porsi makanan, hanya boleh satu jenis gorengan saja dan seporsi nasi. Jadi, jangan pernah lagi makan nasi pake tahu dan tempe goreng, ya.

Semoga artikel kali ini bisa bermanfaat buat kamu yang sedang menjalankan program diet menurunkan lemak atau bagi kamu yang ingin tetap sehat.

Comments

Popular Posts