[REVIEW] Ketika Penantian Film Anak Indonesia Berkualitas Terwujud dalam Naura dan Genk Juara

Beberapa tahun belakangan ini, film-film Indonesia yang menghiasi layar lebar di Tanah Air mulai menunjukkan kualitas yang tidak kalah bagusnya daripada film-film Hollywood. Bahkan beberapa di antara film Indonesia tersebut ada yang memangkan festival film internasional, sebut saja film "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" yang meraih penghargaan dalam Five Flavours Film Festival di Polandia. Tapi dalam tulisan ini, saya tidak ingin mengulas film Marlina itu sih. Itu hanya contoh saja bahwa produksi film Tanah Air mulai bangkit.

source: rizapahlevi.com

Nah, untuk ulasan kali ini, saya akan mengangkat film "Naura dan Genk Juara". Film ini sebenarnya film anak-anak sih. Waktu saya nonton bersama mama saya beberapa hari lalu, hampir semua penontonnya anak-anak yang didampingi oleh mama mereka masing-masing. Jadi ibu-ibu itu membawa anak-anak mereka yang masih kecil, sedangkan mama saya membawa anaknya yang sudah besar, hahaha. Trus kenapa saya ingin banget nonton film ini? Salah satu ibu di depan saya (yang mungkin kaget karena melihat saya bukan anak-anak lagi) bertanya hal yang sama, "Kenapa nonton film ini? Fansnya Naura, ya?" Seketika saya hanya tertawa. Dalam hati berkata, "Tau Naura aja juga baru kemarin, bu." Yap, saya juga gak tau siapa Naura ini. Saya kira ya hanya nama tokoh dalam film itu saja. Ternyata, Naura itu memang penyanyi cilik yang sedang naik daun di industri musik Tanah Air. Ya, mungkin semacam Sherina saat kecil dulu. Lalu setelah saya mendengar satu-dua lagu milik Naura, saya jadi penasaran ingin menonton filmnya.

Film ini berceritakan tentang Naura, seorang gadis cilik yang ceria dan pintar. Ia bersama kedua temannya, Okky dan Bimo, terpilih untuk mewakili sekolah mereka dalam ajang kompetisi sains dalam acara Kemah Kreatif di kawasan hutan tropis, Situ Gunung, Sukabumi, Jawa Barat. Dalam acara tersebut, Naura, Okky, dan Bimo bertemu dengan teman baru, Kipli dan monyet kesayangannya, Cepot. Kipli ini adalah penjaga satwa-satwa yang dilindungi di kawasan Situ Gunung tersebut. Mereka kemudian dihadapkan pada suatu masalah yang mengharuskan semuanya untuk tidak egois terhadap keinginan masing-masing dan bekerja sama satu sama lain untuk menyelesaikan masalah tersebut.

source: Jawa Pos

Menurut saya, film ini menjadi jawaban atas penantian film anak Indonesia yang berkualitas selama ini. Saya termasuk pecinta film anak, baik animasi maupun yang tidak, dan film anak Indonesia yang terakhir saya tonton tuh "5 Elang" di tahun 2011. Masih ada sih sebenarnya film anak Indonesia lainnya di tahun-tahun selanjutnya. Tapi saya gak sempat nonton saja. Well, kembali ke film Naura, saya suka sama konsep film ini: di alam bebas dan diwarnai dengan lagu-lagu yang juga bagus untuk anak-anak. Film ini sekilas mengingatkan saya pada film anak Indonesia legendaris, Petualangan Sherina. Konsepnya sama-sama di alam bebas dan diselingi dengan lagu-lagu serta tarian yang menarik. Tapi, tentu saja kedua film ini punya keunggulannya masing-masing. Nah, salah satu lagu dari "Naura dan Genk Juara" yang saya sukai adalah "Setinggi Langit".

source: YouTube (Naura TV)

Lagu ini gak hanya cocok untuk anak-anak agar tetap mengejar mimpi jadi apa saja, tapi juga pantas didengar oleh orang yang telah beranjak dewasa seperti saya. Lirik lagu ini seperti 'menampar' saya yang kadang putus asa untuk meraih cita-cita yang sangat halu, alias tinggi banget dan lebih cocok jadi halusinasi aja.

Aku bisa jadi apa saja
Setinggi langit di angkasa yang tak ada batasnya
Aku bisa kalau aku mau
Cita-cita dan mimpiku setinggi langit

Saat dengerin lagu ini di akhir penghujung film, saya seketika tersadar bahwa apa pun mimpi yang kita punya bisa terwujud asal kita mau berusaha.

source: Instagram (@nauradangenkjuara_themovie)

Secara keseluruhan, saya menilai film "Naura dan Genk Juara" ini sangat baik, dilihat dari segi lokasi pengambilan gambar, lagu-lagu yang dinyanyikan, serta makna yang ingin disampaikan. Sayang sekali film ini menuai kontroversi karena hal-hal kecil yang ada di dalamnya. Tapi film ini benar-benar memberikan aura segar bagi dunia perfilman anak Indonesia. Oh ya, selain menyampaikan makna persahabatan, perjuangan, dan kerja sama tim, film ini juga menyuratkan pesan kepada anak-anak dan seluruh penonton untuk tetap menjaga alam yang kita tinggali. "Untuk apa punya otak yang pintar, tapi kalau lihat alam dirusak kita diam saja?"- Kipli.

source: Instagram (@nauradangenkjuara_themovie)

Comments

Popular Posts