Simak 5 Fakta Seru Saat Jalan-Jalan Sama "Bule" Ini! Nomor 5 Bikin Susah Tidur!

Hey, Spanialishta!

Mungkin sebagian di antara kamu semua pernah ngerasain jadi teman jalan bule-bule yang lagi pertukaran pelajar di Indonesia, misalnya menjadi buddy di program AIESEC atau menjadi liaison officer (LO) untuk ACICIS. Kali ini, saya akan sharing pengalaman seru saat jalan-jalan sama mereka. Saya sendiri sudah pernah tiga kali menjadi LO untuk program ACICIS di kampus dan sekali menjadi tour guide untuk sepasang newly wed asal Spanyol. Awalnya, saya merasa takut dan kikuk. Apalagi waktu itu, saya hanya menemani satu mahasiswa laki-laki yang tingginya hampir dua meter!--dan tinggi saya hanya 156 cm, jadi agak capek sih kalo mau ngobrol sama dia. Yaa...tapi seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa menjadi teman jalan mereka saat mencari guest house di Jakarta atau pun jadi pemandu wisata dadakan untuk keliling Jakarta. Nah, dari pengalaman itu, saya ingin berbagi fakta seru buat kamu, nih. Siapa tau kamu butuh saran dan sedikit gambaran saat menemani bule jalan-jalan di Jakarta.

#1 Perut mereka rawan terkena penyakit
dream.co.id
Fakta pertama ini sering dialami oleh bule-bule Australia dari program ACICIS. Sakit perut ini seringkali dipicu karena mereka mencoba makan makanan yang pedas. Ya...memang ada beberapa bule yang perutnya tahan sama makanan pedas. Salah satu student yang pernah saya temani waktu itu sangat suka makan nasi ayam penyet sambel ijo, jajanan khas di kampus saya. Bahkan sambel ijonya yang lumayan banyak itu dilalap abis sama dia! Jadi, intinya ini tergantung sama bulenya sih. Cuma saran saya, kalo mau ngajak bule makan makanan khas Indonesia, mending cari makanan yang 'kalem-kalem' aja deh. Biar ga repot di kemudian hari :)

#2 Mata mereka sensitif pada cahaya
palembang.tribunnews.com

Mata bule-bule itu sensitif sama cahaya. Eits, ini maksudnya bukan photophobia loh ya. Bukan merujuk pada gangguan mata yang seperti itu. Tapi, ini lebih seperti kiasan aja sih. Karena kalo saya perhatikan--mungkin kamu juga sering perhatikan--kebanyakan bule yang jalan-jalan di Kota Tua atau tempat wisata lainnya di siang hari, mereka memakai kaca mata hitam kan? Nah, waktu itu, saya pernah bertanya pada salah student ACICIS yang saya dampingi; kenapa bule sangat senang memakai kaca mata hitam di siang hari? Katanya, matahari di Indonesia lebih terik daripada di Australia dan katanya mata mereka lebih lemah dengan mata orang Asia yang berwarna gelap. Jadi, bersyukurlah kita yang lahir dengan mata hitam atau coklat tua.

#3 Senang dengan sensasi panasnya Jakarta
Untuk fakta yang ini, sepertinya hanya beberapa bule yang senang dengan sensasi panas di Jakarta. Kalo untuk student ACICIS yang sering saya dampingi itu, mereka memang senang dengan sinar matahari di Jakarta karena mereka sangat mendambakan punya kulit sawo matang yang katanya terlihat lebih seksi itu. Jadi terkadang, saat mereka jalan-jalan di siang hari, mereka lebih senang memakai baju lengan pendek (atau tanpa lengan) dan celana pendek. Tapi, sepertinya agak berbeda deh dengan bule asal Spanyol. Waktu kemarin saya menemai pasangan newly wed ini, mereka bilang udara di Indonesia (khususnya Jakarta) panas banget, sampe-sampe buat mereka mudah lelah.

#4 Kalo udah akrab, mereka suka memeluk dengan hangat

Nah, untuk fakta yang satu ini berlaku untuk bule wanita ataupun yang laki-laki. Saat awal-awal pertemu emang sapaan dari mereka hanya sebatas senyum dan lamabaian tangan. Tapi kalo udah beberapa hari jalan bareng trus udah akrab, pasti sapaan perjumpaan maupun perpisahannya itu adalah sebuah pelukan hangat deh. Kalo dipeluk sama bule laki-laki, harus nyiapin hati sih biar ga baper #eh 😁



#5 Mereka suka banget jalan!

kesehatandia.blogspot.co.id
Fakta yang terakhir ini emang bakal bikin kamu susah tidur. Yap! Mereka para bule ini emang suka banget jalan kaki. Sejauh apa pun itu, mereka akan memilih jalan kaki ketimbang naik ojek atau taksi. Misalnya, student ACICIS yang pernah saya dampingi, lebih memilih berjalan sejauh hampir satu kilometer dari guest house tempatnya menginap sampai ke kantor tempat ia internship. Dulu, satu kilometer itu menurut saya jauh banget sih. Tapi setelah tiga kali jadi LO ACICIS, saya bisa menempuh dua sampai tiga kilo berjalan kaki. Hanya saja, abis jalan sejauh itu, akibatnya yaa....susah tidur karena saya mesti koyo-an dulu di sepanjang betis dan punggung kaki.


Kira-kira, segitu dulu yang bisa saya bagikan ke kamu semua, Spanialishta! Tunggu cerita saya selanjutnya saat jalan-jalan sama bule-bule itu, ya! Adios~~

Comments

  1. Wihiiiii. What a nice writing! Buat yang punya temen bule dan pernah jalan-jalan sama mereka semuanya relatable banget sih. Dan...nomor 5 bener banget asli.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts