Sering Ikut Tes Seleksi Kerja? 4 Jenis Tes Masuk Kumparan Berikut Ini Lain Daripada yang Lain!

Pernahkah kamu melamar kerja sebagai karyawan tetap atau hanya untuk magang? Kalo pernah, pasti kamu akan mengikuti beberapa tes seleksi dong, seperti psikotes atau wawancara? Uniknya, Kumparan.com melakukan tes seleksi tersebut dengan cara yang lain daripada yang lain. Kebetulan, saya merupakan salah satu dari ribuan pelamar lainnya yang mengikuti tes seleksi di Kumparan siang tadi. Penasaran tes masuknya kayak apa aja? Simak ulasannya berikut ini.

1. Tes pengetahuan umum
Saat saya menerima e-mail yang memberitahukan bahwa saya lolos tahap administrasi, dituliskan pula jenis tes yang akan dijalani pada seleksi tahap pertama tersebut. Tes pertamanya adalah pengetahuan umum. Ketika itu, jujur aja saya bingung. Kenapa? Karena sebelumnya, saya belum pernah mengikuti tes pengetahuan umum untuk masuk kerja, kecuali dulu pas mau masuk SMA atau kuliah. Jadi, saya bingung deh mesti belajar dari mana. Akhirnya, beberapa hari sebelum tes berlangsung, saya memperbanyak bahan bacaan saya, bahkan membaca buku pintar saat zaman SD dulu. Tapi kamu tahu soal macam apa yang keluar? "Tanggal berapa Raisa-Hamish menikah?". Pas baca soal itu, saya langsung paralyzed, speechless, dan seketika ketawa tipis. Cuma, satu soal itu justru menggambarkan betapa kudet-nya saya karena lupa tanggal berapa mereka nikah! Saya taunya sih awal September, tapi gak tau pasti tanggalnya. Di luar dugaan banget kan?

2. Tes kemampuan Bahasa Inggris
Tes kedua yang diberitahukan melalui e-mail adalah kemampuan Bahasa Inggris. Saya merasa wajar sih, karena untuk bekerja di media, kemampuan Bahasa Inggris itu memang diperlukan. Lalu yang ada di bayangan saya tentang jenis tesnya adalah akan diberikan beberapa kalimat dalam Bahasa Inggris dan mesti diperbaiki grammar-nya, atau kalo nggak membuat artikel dalam Bahasa Inggris. Jadi, saya agak pasrah sih sama tes ini. Saya cuma baca-baca tes TOEFL di internet, kali-kali yang keluar soalnya macem tes TOEFL. Tapi kamu tahu soal macam apa yang keluar? Dia masuk ke dalam tes pengetahuan umum, cuma soalnya ditulis Bahasa Inggris aja. Lagi-lagi, di luar dugaan kan?

3. Kemampuan reportase
Dalam media, online maupun cetak, keahlian melaporkan sebuah peristiwa itu memang harus dimiliki. Lalu, karena saya sudah terbiasa membuat artikel tentang sebuah acara dan menulis blog, saya tidak terlalu mempersiapkan diri untuk tes ini. Saya hanya baca-baca artikel di Kumparan, untuk mengetahui tone berita milik Kumparan. Tapi kamu tahu apa yang terjadi? Jadi, setelah kami melewati tes tertulis (pengetahuan umum dan kemampuan Bahasa Inggris) dan FGD (ceritanya setelah ini ya), tes selanjutnya adalah role play. Saya dan ribuan peserta lainnya berperan seperti wartawan yang sedang meliput acara talkshow dari Kumparan. Talkshow-nya beneran, narasumbernya juga gak main-main. Ada founder-nya Warung Upnormal, kitabisa.com, dan JUNI Records. Bener-bener kayak talkshow kan? 
Suasana Talkshow "Young and Creative"
Nah, the matter is...kami diharuskan membuat artikel tentang acara tersebut hanya dalam waktu 30 menit dan itu bukan waktu yang lama untuk menghasilkan artikel yang berbobot dan eye catching. Sedihnya adalah waktu 30 menit itu telah melumpuhkan kreativitas saya dalam menulis artikel! So da*n sh*t! Awalnya, saya berniat bikin artikel kekinian dengan bahasa yang asyik dan judul yang mengundang orang untuk ngeklik. Tapi...tetot. Hasilnya nihil dan saya hanya bisa membuat artikel standar tapi saya buat menarik di judulnya. Hopefully sih masih masuk kriteria calon reporter mereka deh. Karena kalo saya lihat artikel milik peserta lain...dari judulnya aja kayaknya udah asyik banget buat dibaca 😔

4. Focus Group Discussion
Nah, tes ini diadakan setelah tes tertulis pengetahuan umum dan Bahasa Inggris itu. Tapi di dalam email, tidak disebutkan bahwa akan ada FGD. Makannya, saya rada kaget juga pas diberi tahu kalo akan ada FGD. Karena ini merupakan pengalaman pertama saya ikut FGD dan belum mempersiapkan diri sebelumnya. Setahu saya, dari cerita senior kampus yang pernah ikut FGD untuk seleksi kerja, para calon karyawan itu akan diberi suatu kasus yang berhubungan dengan perusahaan. Dari situ, setiap calon karyawan mesti memikirkan jawaban terbaik untuk mengatasi kasus tersebut. Senior kampus saya waktu itu juga mengatakan bahwa selama FGD, karakter tiap orang akan dinilai. Jadi, usahakan untuk lebih sering mengutarakan pendapat dan berbicara. Kenyataannya, saat FGD di seleksi masuk Kumparan, kasus yang mesti dipecahkan itu tidak berkaitan dengan Kumparan. Lalu, dalam kelompok saya, waktu diskusi yang digunakan untuk menyelesaikan kasus itu hanya sekitar lima menit dari 30 menit yang disediakan 😅 trus kami pun bingung di sisa waktu yang masih banyak itu mesti ngapain. Akhirnya, karena bosan, saya ajak ngobrol aja deh. Ngobrol hal lain, bukan yang berkaitan tentang kasus FGD itu tentunya, hahaha.

Setidaknya, saya punya tambahan teman baru :)
So, that's all! Itu lah empat macam tes yang saya lalui tadi siang untuk menjadi reporter di Kumparan. Setidaknya saya sudah mencoba dan berusaha semaksimal mungkin--walaupun pada akhirnya ide-ide saya mati karena 30 menit mencekam itu. Setidaknya, kalo saya tidak lolos ke tahap selanjutnya, saya punya tambahan teman baru. Setidaknya saya jadi punya pengalaman untuk tes pengetahuan umum, FGD, dan reportase. Setidaknya, saya sudah beruntung masuk 1000 besar dari 24.753 orang yang juga mendaftar di Kumparan.

"If you never TRY, you will never KNOW". So, kalo kamu punya mimpi, keinginan, atau apapun itu, cobalah untuk mewujudkannya. Karena kalo gak dicoba, kamu gak akan tau hasilnya😉


SELAMAT BERKAHIR PEKAN!

Comments

Popular Posts