Kisah Tanya, Kenapa, Bosan, dan Khayal

(ki-ka: Tanya, Kenapa, Bosan, dan Khayal)


Suatu hari, Tanya, Kenapa, Bosan, dan Khayal berkumpul di suatu meja bundar. Saat itu, mereka sedang menunggu makan siang yang tak kunjung datang. Tiba-tiba, Tanya bertanya kepada Bosan."Apa sih yang membuat orang-orang memanggil kamu?"

Bosan sedikit berpikir, kemudian menjawab,"Hmm...karena mereka lelah melakukan sesuatu yang sama sepanjang hari. Atau karena mereka tidak tahu harus ngapain."

Tak puas dengan jawaban Bosan, Tanya kembali bertanya dengan antusias,"Apa yang biasa mereka lakukan ketika kamu datang? Apakah mereka menyukaimu?"

Bosan terlihat tersinggung. Namun ia tetap menjawab,"Biasanya mereka mengetuk-ngetukan jari tangan mereka ke atas meja, atau mengetuk-ngetukan sepatu mereka ke lantai sehingga menimbulkan irama tertentu, atau mereka berguling-gulingan di atas tempat tidur mereka, atau mereka bersenandung lagu yang melintas di kepala mereka, atau...ah terlalu banyak kemungkinan untuk itu. Dan...apakah mereka menyukaiku? Tentu saja tidak! Lihat saja wajah mereka ketika aku datang, masam seperti buah yang telah lama disimpan dalam lemari pendingin. Kadang mereka menggerutu atau bahkan mengeluarkan makian yang entah ditujukan kepada siapa." Bosan terengah-engah. Ia tampak telah mengeluarkan segala kegundahannya selama ini. Kini ia tampak murung karena merasa semua orang tidak menyukainya.

Seketika, suasana menjadi hening. Tanya sedikit menyesal telah mengajukan pertanyaan yang begitu dalam kepada Bosan. Sehingga kini, ia memilih untuk diam dan merutuki ketidaksopanannya.

Beruntung, tidak lama kemudian Kenapa mulai angkat bicara. Setidaknya suasana tidak semencekam tadi.

"Oh ya, ngomong-ngomong, kenapa ketika Bosan datang menghampiri, orang-orang tersebut justru memanggil Khayal? Bukankah itu tidak sopan, karena mereka seolah-olah melupakan kehadiran si Bosan?" tanya Kenapa, penasaran.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Khayal melirik Bosan sekilas yang masih merunduk karena pertanyaan Tanya.

"Mereka memanggilku supaya mereka tidak kesal dengan Bosan," jawabnya sambil tersenyum kepada Bosan. "Karena, dengan aku hadir di pikiran mereka, Bosan terlupakan sejenak, seperti katamu tadi, Kenapa. Bukannya mereka tidak sopan, justru mereka melakukannya agar Bosan tetap disukai. Karena aku, Bosan tergantikan dengan imajinasi-imajinasi mereka yang menyenangkan dan tak terhingga. Jadi, mereka memanggilku untuk menyempurnakan kekurangan si Bosan," lanjutnya lagi.

Seketika itu juga, Bosan menegakkan kepalanya. Ia memandang Khayal tidak percaya.

"Kamu benar, Khayal. Kamu selalu ada ketika aku membutuhkanmu untuk meredam amarah mereka. Agar mereka tidak kesal lagi kepadaku. Kamu memang sahabat terbaikku, Khayal!" seru Bosan seraya merangkul Khayal.

Tak lama, makan siang mereka pun datang. Tanya dan Kenapa pun urung untuk bertanya lagi kepada Bosan dan Khayal. Kebersamaan mereka memang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, bukan?

Comments

Popular Posts