Suatu Persembahan untuk Seluruh Perempuan di Dunia

Photo source: (independent.ie)
Menjadi seorang perempuan adalah anugerah. Tapi, melakoni peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mudah. Kami, para perempuan, harus menghadapi rasa sakit saat datang bulan, melahirkan, bahkan rasa sakit karena caci-maki orang di sekitar mengenai penampilan tubuh kami yang tidak sempurna. Di postingan saya sebelumnya, saya pernah berbagi cerita bahwa menjadi seorang business woman menuntut seorang perempuan itu berpenampilan cantik dan menarik. Dan tahukah kalian bahwa cantik itu menyakitkan? Saya sangat setuju dengan anggapan seperti itu, karena menjadi cantik itu ternyata tidak mudah. Mungkin ada banyak motivator dan kalimat penguat yang sering kita dengar bahwa cantik yang sesungguhnya itu berasal dari hati. Yap, inner beauty itu katanya lebih penting. Tapi buktinya? Ternyata gak juga tuh, karena semua berawal dari mata yang pada pandangan pertama hanya bisa melihat tampilan fisiknya saja.

Saya dilahirkan dengan rambut keriting ikal. Dulu, sewaktu masih kecil, rambut saya seperti plintiran mie yang kalo disisir tuh justru membuat sisirnya patah. Seiring saya bertumbuh, saya mulai terpapar iklan sampo yang mengimingi hasil rambut seperti habis di rebonding. Dan ya, saya termakan iklan itu untuk membuat rambut saya lurus. Bahkan, mama saya pernah berkata kalo dulu saya merengek ingin diluruskan saja rambutnya karena selalu diejekin teman. Namun, kini saya lebih mencintai rambut keriting ikal saya yang natural. Sebab, mama selalu berpesan, "Rambut ikalmu itu anugerah, Kalo kamu lurusin, Tuhan gak akan mengenalimu nanti."

Photo source: (harperbazaar.co.id)
Pengalaman saya ingin meluruskan rambut karena tekanan sosial di sekitar saya mungkin juga dialami oleh perempuan lain di luar sana, dan mungkin juga kamu salah satunya. Tak hanya urusan rambut, kini alis juga jadi sorotan utama para perempuan kalo hendak pergi ke luar rumah. "Duh kalo gue gak pake (pensil) alis, nanti keliatan botak (alisnya)," itu alasan kebanyakan perempuan. Maka, tak jarang perempuan melakukan sulam alis, menanamkan tinta pada alis, yang sakitnya seperti ditato karena menggunakan jarum untuk melakukannya. Seorang business woman juga kadang dituntut untuk menggunakan high heels dengan alasan untuk menambah rasa feminim yang lebih dalam penampilan. Dan memakai high heels pun sangat menyakitkan tumit dan betis, apalagi kalo dipakai cukup lama.

Seorang perempuan juga harus menanggung rasa sakit saat datang bulan dan melahirkan. Yaa...mungkin gak semua perempuan merasa sakit perutnya saat datang bulan sih. Tapi ada pula perempuan yang kalo datang bulan tuh bisa sampai mual-mual, bahkan gak bisa beraktivitas dengan baik. Makannya, ada beberapa perusahaan yang memberikan jatah cuti untuk perempuan saat datang bulan. Nah, kalo soal melahirkan, saya sendiri belom pernah merasakannya. Tapi, salah satu mentor saya saat sedang magang di kampus baru saja merasakannya beberapa hari yang lalu. Dan mendengar ceritanya membuat saya semakin merasa bahwa setiap perempuan itu layak dinobatkan sebagai wonder woman!

Mentor saya itu bercerita tentang pengalamannya memperjuangkan sebuah dua nyawa, milik bayinya dan dirinya sendiri. "Wah, gue baru ngerasain sih jadi orang yang lagi di antara hidup dan mati tuh kayak apa," curhatnya. 16 jam loh dia berusaha menahan rasa sakit demi membuat bayinya melihat indahnya dunia. Sejak itu, saya pun jadi lebih bersyukur menjadi seorang perempuan.

Photo source: (medium.com)
Oleh sebab itu, sebagai seorang perempuan, kamu harus menyadari betapa kuat dan hebatnya kamu. Jadilah Wonder Woman yang berani keluar dari zona nyaman untuk berjuang menyelamatkan banyak orang. Jadilah seperti Anna yang berani menembus badai salju untuk menyelamatkan kakaknya, Elsa. Karena kita adalah seorang perempuan kuat yang dapat menginspirasi banyak orang dan mengubah dunia.

HAPPY INTERNATIONAL WOMEN'S DAY!
Photo source: (paxchristi.net)

Comments

Popular Posts