Indonesia Open 2018: Dari Simon Santoso hingga Kevin/Markus

Dari zaman putih biru sampai udah lepas seragam.
Dari disponsori oleh perusahaan rokok hingga anak perusahaannya di bidang E-commerce.
Dari masa kejayaan Simon Santoso sampai didominasi oleh pendukungnya Kevin/Markus.
Dari bisa nonton kelas vip tiga hari berturut-turut hingga cuma bisa nonton babak penyisihan di kelas I.
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Kira-kira itu gambaran singkat perjalanan saya sebagai seorang penggemar bulu tangkis sejak tahun 2010 hingga sekarang yang hanya absen setahun menonton turnamen Indonesia Open langsung di Istora Senayan. Turnamen Indonesia Open sendiri merupakan salah satu dari tiga turnamen BWF World Tour level Super 1000. Dua turnamen sekelas lainnya adalah China Open dan All England. 

Menonton langsung pertandingan bulu tangkis memang memberi rasa yang berbeda ketika hanya menontonnya dari layar kaca saja. Tahun 2010 menjadi kali pertama saya memasuki Istora Senayan dan merasakan langsung gegap gempita masyarakat Indonesia yang memberikan dukungan dan semangat bagi para atlet Tanah Air yang sedang bertanding. Saya ingat betul bagaimana rasanya pertama kali mendukung para atlet yang sedang bertanding dengan jarak yang begitu dekat. Deg-degan dan seringkali saya dibuat merinding karena semangat yang diberikan oleh para penonton di sana.

Ngomong-ngomong soal suasana selama nonton Indonesia Open, saya salut sama semangatnya masyarakat Indonesia. Semangat penonton yang datang langsung seakan gak ada habisnya dan ini yang membedakan Indonesia Open dengan turnamen bulu tangkis lainnya di luar negeri. Kalo saya perhatiin, setiap pertandingan bulu tangkis di luar negeri, penontonnya selalu kalem. Mereka hanya akan memberikan tepuk tangan saat pemain mendapatkan poin, beda dengan penonton di Indonesia yang selalu memberikan sorak-sorai sepanjang pertandingan. Saya juga salut, karena menurut pandangan saya, semakin ke sini penonton yang memadati Istora Senayan semakin bertambah loh! Dulu waktu saya menonton final Indonesia Open 2012, penontonnya gak sebanyak di final tahun ini. Mungkin ini juga pengaruh hadirnya pasangan ganda putra terbaik Indonesia di babak puncak Indonesia Open 2018.

Kevin/Markus berhadapan dengan Ahsan/Hendra pada babak pertama Blibli Indonesia Open 2018

Kebayang kan gimana serunya kalo nonton langsung pertandingan bulu tangkis di Istora? Keseruan nonton langsung di Istora ini yang selalu ingin saya tularkan ke orang-orang terdekat saya. Di Indonesia Open tahun ini, saya berkesempatan mengajak salah satu teman saya sesama volunter Asian Games 2018, sekaligus sepupu dari teman kuliah saya. Ia datang dari Makassar untuk mengikuti pelatihan volunter Asian Games di Jakarta. Selagi turnamen Indonesia Open ini berlangsung dan ia masih di Jakarta, saya pun mengajaknya nonton dan...ia begitu senang mendapat ajakan ini. Ia bilang kalo dari dulu udah pengen nonton bulu tangkis langsung di Istora. Ketika memasuki Istora Senayan untuk pertama kalinya, reaksinya sama seperti dengan saya waktu itu. Berdecak kagum dengan suasana yang sudah ramai padahal turnamen baru berlangsung perdana di hari itu.

Istora Senayan memang selalu dapat menyihir penonton yang datang langsung menyaksikan perjuangan para atlet yang berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia. Wajah Istora yang sekarang pun sudah dipoles lebih rapi dan cantik untuk menyambut pertandingan olahraga se-Asia, Asian Games pada 18 Agustus 2018 mendatang. Penoton pun akan lebih merasakan riuh rendah suasana di dalam Istora Senayan. Jadi, yuk dukung bersama atlet kebanggaan Indonesia yang akan bertanding dalam Asian Games 2018!

Comments

Popular Posts