[REVIEW] Rise Of The Guardians

(source: en.wikipedia.org)

Hai! Kali ini saya akan mencoba membuat sebuah review film Rise of The Guardians. Ya! Ini adalah pertama kalinya saya membuat sebuah review. Semoga tulisan saya membuat kalian tertarik untuk menonton film ini.

Tepat hari ini, Minggu, 8 Juni 2014, saya melihat jadwal acara di channel HBO. Ketika saya melihat film Rise of The Guardians ada dalam jadwal acara hari ini, langsung saja saya duduk manis di depan TV.

Film ini berkisah tentang peri serta tokoh fantasi yang (mungkin) kalian percayai di masa kecil. Ada Santa Claus, Kelinci Paskah, Tooth Fairy, dan Sandman. Yaap, keempatnya begitu akrab di telinga kita 'kan? Seperti tulisan saya sebelumnya, saya mengakui keberadaan Santa Claus (saat masih kecil tentunya) yang selalu memberikan hadiah kepada anak-anak yang berlaku baik. Kelinci Paskah, sosok yang dikaitkan dengan telur warna-warni saat Paskah tiba. Saya juga (dulu) mengakui keberadaannya, saat masih TK dan selalu senang dengan acara "mencari telur Paskah" yang diadakan di sekolah dulu. Tooth Fairy, saya juga sempat mengakuinya. Dulu, mama pernah bilang untuk menyimpan gigi susu yang tanggal karna suatu saat akan ada peri yang mengambilnya dan menggantinya dengan sebuah hadiah. Jadi, saya sempat menyimpan gigi gerahamku di dalam sebuah botol. Namun, beberapa tahun kemudian saya buang karna ternyata itu hanya sebuah dongeng (dan saya 'ditipu'--lagi--oleh mama). Terakhir adalah Sandman. Mungkin hanya satu tokoh ini yang tidak begitu familier di telinga. Tapi setelah mengetahui kemampuannya dalam film ini, saya juga mengakui keberadaannya, si penghalau mimpi buruk.

Selain keempat guardians tersebut, ada satu yang sempat terlupakan dan tak terlihat oleh anak-anak, yaitu Jack Frost si peri musim dingin. Keberadaannya yang tidak diakui sebagai pelindung anak-anak membuatnya berusaha untuk mencuri perhatian mereka. Kedatangan Pitch Black, si peri kegelapan dan mimpi buruk, mempertemukan Jack Frost dengan keempat guardians tersebut. Perjuangan mereka dalam mengalahkan Pitch Black dan tetap mempertahankan kepercayaan anak-anak akan the guardians dikemas sangat baik dalam film ini. Sentuhan haru akan memori masa lalu Jack Frost sebelum menjadi guardians, membuat film ini semakin menarik. Pencarian jati diri seorang Jack Frost menjadi nilai moral yang diangkat oleh film ini.

Hingga akhir film, kisah percintaan tidak terlalu ditonjolkan. Hanya cinta seorang Jack Frost kepada anak-anak (dan adiknya). Jujur saja, banyak film animasi yang masih mengandung unsur percintaan. Padahal, film ini ditujukan untuk anak-anak. Namun, film ini berbeda dari kebanyakan film animasi yang ada. Film ini masih mempertahankan unsur animasinya dan menonjolkan nilai-nilai moral yang baik untuk anak-anak (dan untuk kalian yang bukan anak-anak, tentunya).

Well, hanya itu yang bisa saya ceritakan. Mengenai isi film secara garis besar dan opini saya tentang film ini. Semoga review ini menggelitik rasa penasaran kalian. Selamat menonton!


PS: perhatikan Jack Frost yaa! Walau dia hanya sebuah animasi, tapi dia terlihat (sangat) ganteng. Salut sama animatornya nih! 

Comments

  1. Jack frost itu (terlalu) ganteng buat animasi >< ahahahaha
    Jodhin dia sama elsa (yg frozen yaa) ahahha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts